Buntut Dugaan Adanya Pangkalan Nakal Di Gorontalo, Aktivis LP-GO Desak Pertamina Dan Disperindag Tutup PT. Mira Cahaya Gas

Daftar Isi

RNN.com
- Kabupaten Gorontalo 21 April 2025 - Baru-baru ini warga Desa Biluhu Tengah Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo tengah dihebohkan dengan adanya dugaan praktik penjualan Gas LPG 3 Kg Bersubsidi diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang warga setempat, Iton Popa kepada media pada Senin, (21/4/2025) 

"Saya dan beberapa warga lainnya memang sering membeli Gas di pangkalan itu. Harganya mulai dari 25 ribu hingga 40 ribu rupiah per tabungnya. Tentunya ini sangat bertolak belakang dengan apa yang menjadi tujuan pemerintah dalam pendistribusian Gas LPG Bersubsidi. Dan hal ini sangat meresahkan masyarakat" ungkap Iton

Tak hanya itu, Iton yang juga merupakan Aktivis yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat Lingkar Pemuda Gorontalo ( LSM LP-GO) menambahkan bahwa berdasarkan penelusuran Tim nya, pangkalan tersebut juga berupaya melakukan percobaan penimbunan Gas LPG. Ia menduga bahwa penimbunan tersebut dilakukan untuk disalurkan kepada Warga desa lain dengan harga yang lebih tinggi.

"Sudah sangat sering ketika warga ingin membeli gas, jawaban dari pangkalan sudah habis. Setelah kami lakukan penelusuran, ternyata penyebab kelangkaan itu karena pangkalan mencoba menyembunyikan gas tersebut. Dan informasi dari warga, gas itu akan dijual ke desa-desa lain dengan harga yang lebih tinggi.Ini namanya penimbunan dan sangat dilarang oleh pemerintah" tegas Iton

Lebih lanjut, Iton menambahkan bahwa praktik ilegal yang melanggar undang-undang tersebut diduga dilakukan oleh pangkalan siluman atau pangkalan yang tidak memiliki ijin. Ia menduga ada kongkalikong antara Pangkalan Siluman dan PT. Mira Cahaya Gas.

"Penjualan Gas diatas HET dan praktik penimbunan tersebut dilakukan oleh pangkalan siluman. Mereka tidak berijin. Bahkan papan pangkalan saja tidak punya. Parahnya lagi kok bisa PT Mira Cahaya Gas bisa mendistribusikan Gas ke pangkalan siluman. Ada apa? Apakah ada permainan didalamnya?" Tutur Iton

Senada dengan itu, salah seorang warga Setempat yang enggan namanya disebutkan ke publik turut membenarkan perihal tersebut. Ia menjelaskan bahwa mayoritas warga memperoleh gas LPG dengan harga 35 ribu hingga 40 ribu rupiah.

"Ya kami membeli gas itu dengan harga 35 bahkan sampai 45 ribu rupiah. Ya mau gimana lagi, ini sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Kalo tidak mau dengan harga itu, ya kami tidak akan mendapatkan gas" pungkasnya

Sementara itu, Direktur PT. Mira Cahaya Gas Gorontalo saat ditemui dikantornya menolak bertemu dengan para Aktivis. Melalui Narto, salah satu adminnya, Direktur, Abdul Azis dengan tegas menolak bertemu aktivis dan  awak media.

"Pimpinan tidak mau bertemu pak. Kalau mau, via telepon saja tapi melalui handphone kami. Pimpinan tidak mau kasih nomornya. Nama pimpinan kami Abdul Azis" ungkap Narto dengan arogan 

Menanggapi hal tersebut, Iton Popa mendesak pihak Pertamina Dan Disperindag untuk membekukan ijin dan menutup PT. Mira Cahaya Gas.

"Aksi arogan direktur ini membuat banyak tanda tanya. Mungkin dia panik dan banyak hal yang ia sembunyikan. Kami mendesak Pertamina Dan dinas terkait untuk melakukan penutupan terhadap PT. Mira Cahaya Gas ini" desak Iton

Hal senada diungkapkan oleh Kamil Damisi. Dirinya yang juga tergabung sebagai Aktivis LP-GO mendesak pihak pemerintah untuk serius dalam menindaklanjuti perihal tersebut.

"Kami akan mendatangi DPRD, kami juga akan menemui pihak-pihak terkait dalam hal ini Pertamina Dan Disperindag untuk membicarakan langkah hukum selanjutnya" ungkap Kamil.(rey)
Tak-berjudul81-20250220065525
dr-H-Syarif-Hidayatulloh-Sp-B-FICS-AIFO-K-DIRUT-RSUD-LOMBOK-TIMUR-20250219-201701-0000-1